Kami Menolak Fiducia Supplicans

Christ_among_the_Pharisees

Christ among the Pharisees by Jacob Jordaens, (1593-1678)

+++

PERNYATAAN ADMIN LUX VERITATIS 7

ATAS DEKLARASI FIDUCIA SUPPLICANS YANG DIKELUARKAN

DIKASTERI UNTUK AJARAN IMAN

 

“Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.” –  Matius 5:37

“Tetapi barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepada-Ku, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut.” – Matius 18:6

“Assuredly, the word of truth can be painful and uncomfortable. But it is the way to holiness, to peace, and to inner freedom. A pastoral approach which truly wants to help the people concerned must always be grounded in the truth. In the end, only the truth can be pastoral.” – Cardinal Joseph Ratzinger

Kami, Andreas dan Cornelius, pendiri Blog Lux Veritatis 7, menyatakan bahwa kami menolak Deklarasi Fiducia Supplicans (FS) yang dikeluarkan dari Dikasteri untuk Ajaran Iman di bawah pimpinan Kardinal Fernandes.

Kami berdiri bersama dengan para Uskup Polandia, Ukraina, Nigeria, Malawi dan Zambia, yang telah menegaskan bahwa mereka tidak akan menerapkan Deklarasi tersebut.

Kami mengakui bahwa Paus Fransiskus adalah Paus yang sah, penerus Paus Benediktus XVI. Namun, dengan sangat menyesal, kami harus menyatakan bahwa dokumen Fiducia Supplicans (dan juga dokumen lainnya seperti Traditionis Custodes) adalah dokumen yang ambigu, menimbulkan skandal dan kebingungan di antara umat beriman (dan juga mereka yang non-Katolik), memperkuat perpecahan internal di dalam Gereja, serta mencerminkan keterputusan dengan ajaran Magisterium sebelumnya di bawah kepemimpinan Paus Yohanes Paulus II dan Paus Benediktus XVI.

Oleh karena itulah, untuk mendukung dan memberikan penjelasan lebih lanjut atas pernyataan kami yang menolak Fiducia Supplicans, kami menerjemahkan artikel yang ditulis oleh Kardinal Gerhard Muller, mantan Prefek Kongregasi untuk Ajaran Iman, yang memberikan kritiknya atas FS. Kami juga menerjemahkan tanggapan Kongregasi Ajaran Iman tahun 2021 yang dikeluarkan Kardinal Ladaria, pendahulu Kardinal Fernandes, mengenai pemberkatan atas persatuan pasangan sesama jenis. Kedua tulisan tersebut berbicara dari sisi doktrinal. Kami juga sudah menerjemahkan tulisan Uskup Agung Charles J. Chaput yang lebih menyoroti aspek kepemimpinan terkait dengan dokumen FS.

Kami masih akan menerjemahkan artikel-artikel terkait yang dapat memberikan perspektif yang berbeda, namun saling melengkapi, terhadap deklarasi FS, sehingga para pembaca dapat menilai secara objektif dokumen FS tersebut. Sadar bahwa kami tidak dapat memaksa atau mewajibkan para pembaca untuk mengambil posisi yang sama dengan kami, karenanya kami menyajikan berbagai artikel terjemahan tersebut, sehingga para pembaca dapat mempelajarinya dan menentukan posisinya sendiri.

Kami memandang bahwa terdapat tindakan dan keputusan yang diambil Kepausan saat ini malah bertujuan untuk menghancurkan legacy yang ditinggalkan oleh Paus Yohanes Paulus II dan Paus Benediktus XVI. Ketika dua kepausan sebelumnya berusaha untuk memperkuat ajaran iman dan moral Katolik, kepausan saat ini justru melemahkannya. Oleh karena itu, kami tidak akan diam dan akan melawan setiap upaya yang bermaksud melemahkan dan mengaburkan kebenaran ajaran iman dan moral Katolik.

Semoga doa-doa Bunda Maria dan St. Yosef, Malaikat Agung St. Mikael dan para malaikatnya, menjaga dan melindungi Gereja Universal dan kita semua.

Andreas & Cornelius.

Pengunjung bertanggung jawab atas tulisannya sendiri. Semua komentar harus dilandasi oleh cinta kasih Kristiani. Semua komentar yang masuk akan dimoderasi terlebih dahulu sebelum ditampilkan. Kami berhak untuk tidak menampilkan atau mengubah seperlunya semua komentar yang masuk.