Sejarah dan Mitos : Inkuisisi Spanyol

Sebagian besar mitos yang mengelilingi inkuisisi muncul pada kita yang terbungkus dalam selubung inkuisisi spanyol. Presentasi anti-katolik tradisional akan mendiskusikan dekrit kepausan tahun 1184, Paus Innocent III dan perang salib Albigensian yang dimulai tahun 1208, kemudian melompat kedepan pada inkuisisi Spanyol pada pertengahan abad 16. Bersama dengan inkuisisi Spanyol mitos inkuisisi yang mengerikan sungguh berkembang.

Adalah dunia Edgar Allan Poe, The Pit and The Pendulum, dengan deskripsi pembakaran heretik dalam auto-de-fes yang jelas, mesin penyiksaan yang menakutkan, kemartiran pengikut kitab suci yang tak berdosa karena iman mereka, dan kekuatan ekonomi dan sosial yang melemparkan kembali ke dalam “zaman kegelapan” yang didominasi kepausandarinya yang belum [muncul] sampai benar-benar muncul. Dalam banyak cara, realita inkuisisi Spanyol mempunyai tragedy kemanusiaan tersendiri, tapi bukan tragedy seperti yang dihadirkan dalam karikatur-karikatur umum.

 

Merupakan sebuah keingintahuan sejarah bahwa inkuisisi abad pertengahan pada abad 13 dan 14 sedikit dimanfaatkan di Spanyol atau Portugal. Hanya setelah pertengahan abad 15 Inkuisisi Spanyol berkembang, dan targetnya bukanlah heretik dalam pengertian tradisional, tapi orang Yahudi yang pindah ke kekristenan dan dituduh melakukan praktek iman lama mereka secara rahasia. Pada banyak sejarawan kontemporer inkusisi Spanyol, kisah tersebut menyingkapkan [inkuisisi] bukan sebagai penganiayaan “religius”, tapi pembunuhan rasis. Sebagai tambahan, Inkuisisi Spanyol sangat sedikit keterlibatannya dengan sidang-sidang dan penghukuman protestan, bahkan dengan berabad-abad propaganda sebaliknya.

 

Spanyol unik di eropa barat untuk keragaman populasinya. Dan juga kepada bagian besar Muslim, Spanyol pada abad pertengahan memiliki komunitas Yahudi tunggal terbesar di dunia, berjumlah, seratus ribu jiwa pada abad 13 (27). Selama berabad-abad orang Yahudi dan Kristen telah tinggal dan bekerja bersama dalam damai meskipun secara umum terpisah ko-eksisten. Pada abad 14, sikap anti yahudi muncul diseluruh eropa. Tahun 1290, Inggris mengusir orang Yahudi dan Perancis melakukan hal yang sama tahun 1306. Spanyol mulai mengalami sentiment anti-yahudi yang meningkat. Sentimen tersebut meledak pada musim panas 1391 dengan kerusuhan anti-yahudi yang mengancam. Lebih religius daripada rasis – walaupun hal ini diperdebatkan (28) – kerusuhan-kerusuhan ini membawa pada pertobatan/konversi paksa orang yahudi pada kekristenan. Orang yahudi yang pindah ke kekristenan disebur conversosatau Kristen baru, untuk membedakan mereka dari keluarga-keluarga Kristen tradisional. Identitas para converso (atau istilah yang lebih menghina, marrano) tinggal dengan keluarga-keluarga [Kristen] selama generasi-generasi [selanjutnya].

 

Bagi keluarga-keluarga converse, pertobatan ini tidak tanpa keuntungan (tidak termasuk keuntungan menyelamatkan kehidupan mereka dalam kerusuhan 1391). Mereka disambut kedalam partisipasi penuh masyarakat Spanyol yang tidak ada orang Yahudi dan mereka segera menjadi pemimpin-pemimpin di pemerintahan, ilmu pengetahuan, bisnis dan Gereja. Walaupun hal ini diatur di area-area tertentu bahwa mereka dipaksa untuk bertobat dapat kembali kepada agama mereka, banyak yang tidak melakukannya. Keluarga-keluarga converse dengan jelas menghadapi hinaan dari mereka yang tetap beragama Yahudi. Pada waktu yang sama, bagaimanapun, selama bertahun-tahun umat Kristen lama melihat mereka sebagai oportunis yang dengan rahasia mempertahankan iman nenek moyang mereka. Hal ini merupakan campuran yang kuat dari prejudis rasis dan religius menentang converses yang akan merangsang inkuisisi Spanyol.

 

Spanyol pada abad 15 berada dalam proses penyatuan dua kerajaan tradisional Castile dan Aragon, sementara terlibat dalam kekalahan akhir dari benteng Muslim Granada. Isabella dari Castile telah menikahi Frederick dari Aragon tahun 1469. Isabella menduduki tahta tahun 1474. Ketika Ferdinand menjadi raja Aragon tahun 1479, dua kerajaan secara efektif disatukan. Perang terlibat dengan Granada dimulai pada 1482, dengan kekalahan akhir 10 tahun kemudian.

 

Isabella menggantikan tahta Castilian setelah kematian saudara tirinya, Henry IV. Henry telah lama melindungi Yahudi dan para conversos. Setelah kematiannya, ada wabah protes dan kekerasan anti-Yahudi dan anti-converso yang menyebar.”Dari pertengahan abad 15, anti-semitisme reilgius berubah mejnadi anti-semitisme etnis, dengan sedikit perbedaan yang terlihat antara Yahudi dan anti-converso kecuali fakta bahwa conversos dianggap lebih buruk daripada Yahudi karena, seperti orang Kristen asli, mereka telah memperoleh hak istimewa dan posisi yang ditolak untak Yahudi. Akibat dari anti-semitisme etnis baru ini adalah permohonan sebuah inkuisisi untuk memburu conversos palsu yang telah, dengan menjadi Kristen formal, menempatkan diri mereka dibawah otoritas.”(29) Pada 1478, Ferdinand dan Isabella memohon bulla kepausan yang mendirikan inkuisisi, bulla yang diberikan oleh Paus Sixtus IV. Tahun 1482 ukuran inkuisisi meluas dan melibatkan biarawan Dominikan Tomas de Torquemada, walaupun Paus Sixtus IV protes menentang akitivitas-aktivitas inkuisisi di Aragon dan perlakuan inkuisisi terhadap para conversos. Tahun berikutnya, Ferdinand dan Isabella mendirikan konsili negara untuk melaksanakan inkuisisi dengan Torquemada sebagai pemimpinnya. Ia kemudian memikul gelar Jenderal-Inkuisitor. Hal ini merupakan perkembangan utama karena akan memungkinkan inkuisisi bertahan diluar rencana awal, dan akan diperluas kemanapun kekuasaan Spanyol ada, termasuk Dunia Baru (30). Kepausan melanjutkan keluhannya terhadap perlakuan para conversos, namun kesatuan inkuisisi Spanyol dengan negara merupakan karakteristik yang membedakan, dan sumber utama kebencian orang Eropa setelah Reformasi.

 

Mengapa Ferdinand dan Isabella mendirikan Inkuisisi di Spanyol? Jelas, alasannya adalah untuk menginvestigasi tuduhan-tuduhan Yudaisasi diantara conversos. Para sejarawan menunjukkan alasan-alasan lain : sebagai sarana untuk menyatukan kekuatan, sebagai sumber pendapatan dari penyitaan kekayaan converse, sebagai sarana untuk memusnahkan conversos dari kehidupan umum, dan sebagai bagian dari Reconquista Persatuan Spanyol pada iman. Alasan lain untuk inkuisisi adalah untuk membasmi conversos palsu. Tampaknya telah menjadi daya tarik pada klaim bahwa banyak conversos melakukan praktek iman lama Yahudi mereka secara rahasia, dan,seperti yang telah diketahui,[praktek iman lama Yahudi tersebut] merusak Iman. Selama berabad-abad, legenda-legenda seperti ini bertahan di Spanyol, walaupun sebagian besar bukti menunjukkan bahwa ada beberapa Judaizers “rahasia” dan sebagian besar conversos,khususnya setelah generasi pertama pemaksaan pertobatan, adalah katolik yang taat. Inilah alasannya mengapa banyak sejarawan telah menyimpulkan bahwa pusat badai inkuisitorial adalah rasis, daripada prejudis religius.

 

Maret, 1492, Isabella dan Ferdinand memerintahkan pengusiran – atau pertobatan – dari semua Yahudi yang tersisa dalam kerawaan gabungan mereka. Tujuan deklarasi tersebut lebih religius daripada rasis, karena tujuan pastinya adalah pertobatan Yahudi bukannya pengusiran. Sementara banyak Yahudi melarikan diri, sejumlah besar yang bertobat, karenanya memperburuk gambaran popular Judaizers rahasia didalam komunitas Kristen Spanyol. Sampai tahun 1530, aktivitas utama inkuisisi di Spanyol ditujukan untuk mengejar conversos. Hal yang sama terjadi dari 1650 sampai 1720. Walaupun aktivitas ini menurun setelahnya, inkuisisi terus ada sampai penghapusan akhirnya tahun 1824.

 

Inkuisisi Spanyol telah secara universal didirikan di Spanyol beberapa tahun sebelum pengusiran Yahudi tahun 1492. Catatan menunjukkan bahwa sesungguhnya satu-satunya “kesesatan” yang dituntut pada waktu itu adalah tuduhan praktek rahasia iman Yahudi. Seluruhnya, antara pendirian inkuisisi Spanyol sampai 1530, diperkirakan bahwa 2000 “heretik” diserahkan kepada otoritas sekuler untuk eksekusi (31). Banyak dari mereka yang dihukum karena kesesatan adalah para conversos yang telah melarikan diri. Mereka dibakar.

 

Periode yang paling terkenal dari Inkuisisi Spanyol, dibawah Torquemada legendaries, sedikit hubungannya dengan karikatur umum dari protestan “percaya alkitab” dipecah belah oleh anggota gereja yang kejam. Gambaran sesungguhnya cukup menganggu : inkuisisi yang dikendalikan pemerintah ditujukan pada katolik taat keturunan Yahudi. Motivasi-motivasi tampaknya lebih rasis daripada religius, jika bukan pada Ferdinand dan Isabella, kemudian tentu pada mereka yang membawanya keluar. Kepausan diabwah Sixtus IV (1471-1484) dan Innocent VIII (1484-1492), lebih memilih memprotes perlakuan tidak adil terhadap conversosdengan hasil yang sedikit daripada mengontrol inkuisisi Spanyol.

Pengunjung bertanggung jawab atas tulisannya sendiri. Semua komentar harus dilandasi oleh cinta kasih Kristiani. Semua komentar yang masuk akan dimoderasi terlebih dahulu sebelum ditampilkan. Kami berhak untuk tidak menampilkan atau mengubah seperlunya semua komentar yang masuk.