Beberapa Quotes Bapa Suci saat WYD di Madrid – Part 4 (Selesai)

Homily – Prayer Vigil

Ya, teman-teman terkasih, Allah mencintai kita. Inilah kebenaran agung kehidupan kita; inilah yang membuat segala sesuatu bermakna. Kita bukanlah produk kebetulan buta atau sesuatu yang mustahil; namun kehidupan kita berasal sebagai bagian dari rencana kasih Allah. Untuk berdiam dalam kasih-Nya, maka, berarti menghidupi kehidupan yang berakar dalam iman, karena iman lebih dari sekedar penerimaan belaka kebenaran abstrak tertentu : iman adalah hubungan yang intim dengan Kristus, yang menyanggupkan kita untuk membuka hati kita kepada misteri kasih dan untuk hidup sebagai pria dan wanita yang sadar bahwa ia dicintai Allah.

Jika kamu berdiam dalam kasih Kristus, berakar dalam iman, kamu akan menemukan, bahkan ditengah kemunduran dan penderitaan, sumber kebahagiaan dan sukacita sejati. Iman tidak bertentangan dengan tujuan akhirmu yang tertinggi, iman mengangkat dan menyempurnakannya. Orang muda yang terkasih, jangan puas dengan apapun kecuali Kebenaran dan Kasih, jangan puas dengan apapun selain daripada Kristus.

Teman-temanku terkasih, semoga kesukaran tidak melumpuhkanmu. Jangan takut teradap dunia dan masa depan dan kelemahanmu. Tuhan telah mengijinkanmu untuk hidup dalam momen sejarah ini agar, melalui imanmu, nama-Nya akan berlanjut untuk bergema diseluruh dunia.

Aku mendesakmu untuk meminta Allah membantumu menemukan panggilanmu dalam masyarakat dan Gereja, dan untuk mempertahankan dalam panggilan itu dengan sukacita dan ketaatan. Merupakan hal yang baik untuk membuka hati kita kepada panggilan Kristus dan untuk mengikuti dengan keberanian dan kemurahan hati, jalan yang ia rancang bagi kita.

Orang muda yang terkasih, jika kamu ingin menemukan dan hidup dengan setia bentuk kehidupan yang Tuhan panggil untuk tiap orang dari kamu, kamu harus tinggal dalam kasih-Nya sebagai teman-Nya. Dan bagaimana kita mempertahankan persahabatan kecuali melalui komunikasi yang sering, percakapan, berada bersama dalam keadaan baik dan buruk? Santa Teresa Yesus berkata bahwa doa adalah “komunikasi yang bersahabat, sering menghabiskan waktu sendirian dengan orang yang kita tahu bahwa Ia mencintai kita” (cf. Autobiography, 8)

Dan sekarang aku memintamu untuk “berdiam” dalam adorasi Kristus, yang sungguh hadir dalam Ekaristi. Aku memintamu masuk ke dalam percakapan dengan-Nya, untuk membawa di hadapan-Nya pertanyaan-pertanyaanmu dan mendengarkan suara-Nya.

 

Greeting of Pope Benedict – Visit to San Jose Foundation

Masa muda, seperti yang aku katakan lebih dari sekali, adalah masa ketika kehidupan menyingkapkan kepada kita dengan semua kemungkinan kekayaannya, menginspirasi kita untuk mencari tujuan yang sangat tinggi yang memberinya makna. Jadi ketika penderitaan muncul diatas horizon kehidupan orang muda, kita tergoncang; mungkin kita bertanya kepada diri kita :”Bisakah kehidupan masih menjadi sesuatu agung, bahkan ketika penderitaan yang tidak diharapkan memasukinya?” Dalam ensiklikku tentang Harapan Kristen, aku mengamati bahwa “ukuran kemanusiaan yang sejati secara esensial ditentukan dalam hubungan pada penderitaan dan penderita…Sebuah masyarakat yang tidak sanggup menerima anggotanya yang menderita dan tidak sanggup menolong untuk berbagi penderitaan mereka dan membawanya menuju ke dalam hati melalui ‘com-passion’ adalah masyarakt yang kejam dan tidak berprikemanusiaan” (Spe Salvi, 38). Kata-kata ini merefleksikan tradisi panjang dari kemanusiaan yang muncul dari persembahan-diri Kristus sendiri di salib untuk kita dan untuk penebusan ktia. Yesus dan, dalam jejak langkah-Nya, Ibu-Nya yang menderita dan para kudus, adalah saksi yang menunjukkan kita bagaimana mengalami tragedi penderitaan demi kebaikan kita dan untuk keselamatan dunia.

Saksi-saksi ini berbicara kepada kita, pertama dan terutama, tentang martabat semua kehidupan manusia, yang diciptakan dalam rupa Allah. Tidak ada penderitaan yang bisa menghapuskan gambar ilahi yang tertanam dalam kedalaman kemanusiaan kita. Tapi ada yang lebih : Karena Putra Allah menginginkan secara bebas untuk menerima dengan senang hati penderitaan dan kematian, kita juga sanggup melihat gambar Allah dalam wajah mereka yang menderita. Kasih istimewa Tuhan untuk penderitaan membantu kita untuk melihat orang lain lebih jelas dan untuk member mereka, diatas dan melampaui tuntutan material mereka, pandangan kasih yang mereka perlukan. Tapi ini hanya bisa terjadi sebagai buah pertemuan pribadi dengan Kristus. Kamu sendiri – sebagai [orang] religius, anggota keluarga, profesional pelayanan kesehatan dan sukarelawan yang kehidupan sehari-harinya dan bekerja dengan orang-orang muda ini – mengetahui ini dengan baik. Kehidupanmu dan pelayanan yang dilakukan memproklamasikan kebesaran yang setiap manusia dipanggil : untuk menunjukkan compassion dan perhatian kasih kepada penderitaan, sama seperti yang Allah lakukan. Dalam pekerjaanmu yang mulia kita mendengar gema kata-kata yang ditemukan dalam Injil :”sama seperti yang kamu lakukan bagi yang terkecil diantara saudaraku, kamu melakukannya juga untuk Aku” (Mat 25:40)

 

Pope’s speech to the volunteers

Aku yakin bahwa pengalamanmu sebagai sukarelawan telah memperkaya kalian semua dalam kehidupan Kristen, yang akhirnya adalah pelayanan kasih. Tuhan akan mengubah segala kelelahan, kecemasan, dan beban hari ini menjadi sumber pertumbuhan dalam kebajikan Kristen : kesabaran, kelembutan, suka cita dalam pemberian diri dan hasrat untuk melakukan kehendak Allah. Mencintai berarti melayani, dan pelayanan meningkatkan kasih. Bagiku, ini adalah satu dari buah terbaik atas kontribusimu dalam World Youth Day. Tapi bukan kamu satu-satunya yang menuai panenan ini :seluruh Gereja, sebagai misteri persekutuan, diperkaya oleh kontribusi tiap anggotanya.

Selagi kamu kembali dalam kehidupan sehari-hari, aku memintamu menyimpan pengalaman yang penuh-sukacita ini dalam hatimu dan bertumbuh tiap hari dalam pemberian dirimu bagi Allah dan orang lain. Mungkin banyak dari kamu merasakan pertanyaan sederhana yang terbentuk dalam hatimu, yang dengan samar-samar atau dengan kuat adalah sebagai berikut : Apa yang Allah minta aku untuk perbuat? Apa rencana-Nya untuk diriku? Apakah Kristus memintaku mengikuti-Nya lebih dekat? Haruskah aku tidak menghabiskan seluruh hidupku dalma misi memproklamasikan kepada dunia kebesaran kasih-Nya melalui imamat, kehidupan yang dikonsekrasi, atau perkawinan? Jika pertanyaan ini telah muncul, biarkan Tuhan menjadi pembimbingmu dan menjadi sukarelawan dalam pelayanan Ia yang “datang bukan untuk dilayani melainkan melayani, dan untuk memberikan kehidupannya sebagai tebusan bagi banyak orang” (Mark 10 : 45). Kehidupanmu akan mencapai pemenuhan dalam cara yang tidak bisa kamu bayangkan. Mungkin beberapa berpikir : Paus datang untuk mengucapkan terima kasih dan disini ia meminta kita untuk sesuatu yang lebih! Kamu benar. Tapi itulah misi Paus, Penerus Petrus. Meskipun demikian, Petrus, dalam Surat Pertamanya, mengingatkan umat Kristen bahwa mereka ditebus dengan harga yang mahal : darah Kristus (1 Pet 1 :18-19). Mereka yang melihat pada kehidupannya dari perspektif ini tahu bahwa kasih Kristus hanya bisa ditemui dengan kasih. Inilah apa yang Paus minta kamu lakukan dalam acara perpisahan ini : untuk menanggapi dalam kasih kepada Ia yang demi cinta menyerahkan diri-Nya bagi kita. Sekali lagi, aku mengucapkan terima kasih kepada semuanya. Semoga Allah selalu berada di sisimu!

Sumber : news.va

Pengunjung bertanggung jawab atas tulisannya sendiri. Semua komentar harus dilandasi oleh cinta kasih Kristiani. Semua komentar yang masuk akan dimoderasi terlebih dahulu sebelum ditampilkan. Kami berhak untuk tidak menampilkan atau mengubah seperlunya semua komentar yang masuk.