Misa Kreatif Ala Orang Muda : Perlukah?

“Dalam Misa, bolehkah kita memasukkan hal-hal seperti tari-tarian, drama, lagu-lagu yang bukan lagu liturgis, agar perayaan ekaristi menjadi semakin kreatif dan menarik khususnya bagi kaum muda? “

Siapa saja yang pergi mengikuti Misa sama saja seperti kita berada di kalvari, kita perlu berdoa, menyadari ini adalah misteri pengorbanan Kristus yangg berhubungan dengan Gereja yang adalah TubuhNya, bukan Gereja yang menemukannya tapi Kristus yang memberikannya kepada Gereja-Nya, kita hanya menerima, menyembah, percaya, berdoa, refleksi, dan bersuka cita.

Partisipasi aktif artinya berdoa secara internal bersatu bersama Kristus yang telah memberikan diriNya di salib, dengan cara menerima bacaan, mendengar, menyembah, syukur, menyesali dosa, dan meminta Tuhan mengampuni. Juga berarti aktif secara eksternal, yaitu berdiri, duduk, mendengarkan, berlutut, dan bernyanyi. Setiap gestur dan postur yang kita lakukan memiliki maknanya tersendiri, jadi tidak seharusnya kita melakukan hal ini seperti robot. Partisipasi aktif bukanlah berarti melakukan semua hal, semua ada perannya masing-masing didalam liturgi, baik Imam dan Umat.

“Liturgi tidak pernah menjadi milik pribadi siapa pun, baik itu selebran atau komunitas dimana misteri dirayakan” – Beato Yohanes Paulus II: “Ekaristi dan hubungannya dengan Gereja” 

Misa adalah Misanya Gereja Katolik, Misa ini adalah Misanya Yesus Kristus, yang  Ia berikan kepada Gereja-Nya. Para Imam hanyalah pelayanNya. Para Imam tidak bisa menambah atau merubah sesuatu di dalam Misa [Sacrosanctum Concilium 22]. Begitu pula umat tidak bisa seenaknya merubah atau menambah apapun dalam Perayaan Ekaristi.

Gereja Katolik memiliki Pedoman Umum Misale Romawi [PUMR] yang mengatur bagaimana Misa ritus latin dirayakan secara benar, agar dapat memberikan buah yang baik, PUMR berisi 399 paragraf teologi tentang misa, struktur Misa, jenis misa, mengatur interior gereja, inkulturasi, dan Misa bukanlah private prayer [doa pribadi] tapi public worship Gereja Katolik.

Ada yang bertanya kenapa harus ada aturan di dalam Misa? Maka saya pun menjawab apakah anda ingin Misa dilakukan seenaknya saja? sepak bola yg hanya permainan saja ada aturannya, apalagi perayaan Ekaristi dimana kita menyembah Tuhan yang hadir.

“Liturgi bukan tentang kita yang melakukan sesuatu, bukan tentang kita yang menampilkan kreativitas kita, bukan tentang kita menampilkan semua hal yang bisa kita lakukan. Liturgi bukanlah sebuah pertunjukan, teater, ataupun sebuah pawai” – Paus Benediktus XVI, dalam buku Light of the World.

Musik yg digunakan di dalam Liturgi haruslah benar secara teologis serta komposisinya menurut ajaran Gereja yang diatur dalam Musik Suci Liturgi.

Jadi untuk band, tarian, topeng, drama sebagai penghargaan kerja keras dan kreatifitas orang muda, lapangan parkir gereja/ aula bisa digunakan untuk melakukan hal tersebut, silahkan bersenang-senang, bersuka cita, menari-nari, bertepuk tangan disana setelah Misa selesai. Tapi jangan lakukan hal ini dalam misa. Jangan jadikan misa sebagai ajang kreativitas, pertunjukkan ataupun drama. Perayaan Ekaristi adalah tindakan penyembahan kepada Allah, Ia memiliki aturannya tersendiri, ikutilah dan taatilah hal itu. Silakan baca juga artikel yang sanagt bagus sekali dari katolisitas : Sekilas Makna Liturgi dan Beberapa Pelanggaran Liturgi

Saya tutup tulisan ini dengan kutipan dari Francis Cardinal Arinze :

“Orang-orang sering datang ke Misa karena mereka memiliki kebutuhan untuk dihadirkan dihadapan Allah. Ini tidak salah. Tapi prioritasnya adalah adorasi, pujian, syukur, dan penebusan, bukan diri kita dan apa yang kita butuhkan. Bahkan lebih salah lagi bila orang-orang datang Misa untuk menikmati musik, mengagumi pengkhotbah, untuk menunjukkan talentanya, atau untuk berhadapan dalam kekaguman dan afirmasi timbal balik antara imam dan umat. Bila kita mengijinkan Ekaristi Kudus memberikan kekuatan agungnya dalam panggilan dan misi Kristen ktia, kita harus belajar untuk melihatnya,pertama dan terutama sebagai tindakan penyembahan yang diarahkan kepada Allah”

8 komentar

  1. Apakah penggunaan lagu profan atau lagu pop yang digubah liriknya diperbolehkan untuk digunakan dalam misa. Dalam pengalaman saya menjadi pengurus OSIS Seksi Rohani dan karena kebiasaan turun-temurun, lagu gubahan sering kami gunakan dalam misa. terimakasih :) Tuhan memberkati :)

    Suka

    1. Lagu Profan atau lagu Pop, bahkan yang sudah digubah liriknya tidaklah diperbolehkan dalam Liturgi. Lagu atau nyanyian itu bukan sekedar tambahan dalam Misa, merupakan bagian yang integral (yang bersatu) dengan Liturgi. Umat awam dan juga imam tidak memiliki hak untuk mengubah-ngubah apapun dalam Liturgi, karena Liturgi adalah karunia, hadiah yang kita terima dari Tuhan dan Gereja, dan karenanya tidak dapat diciptakan. Lagu profan atau lagu pop, sekalipun yang sudah digubah, belum tentu selaras dengan Liturgi, belum tentu selaras dengan ajaran Gereja. Maka gunakanlah lagu yang memang sudah disediakan dalam Liturgi, karena menyanyikan lagu juga termasuk dalam menyembah Allah, dan kita tidak bisa menyembah Allah sesuka hati, melainkan menyembah dalam sikap taat dan rendah hati bersama Gereja.

      Suka

  2. MISA YANG KREATIF ALA ORANG MUDA. MENURUT SAYA BAIK DAN MEMANG KITA HARUS BISA MEWADAHI KEINGINAN , PERASAAN ORANG MUDA.(JIWA MUDA). TETAPI HENDAKLAH TIDAK MELENCENG DAN KULAKAN DARI DENOMINASI LAIN. PERALATAN MUSIK BOLEH DITAMBAH SELAIN ORGAN YG ADA. JADI SESUAI TULISAN KOMENTAR SAYA TERDAHULU.

    Suka

    1. Kita Misa datang untuk menyembah Allah, hanya untuk memenuhi kehendak Allah bukan melakukan apa kehendak kita, apa yang kita mau, semua sudah ada aturannya tinggal diikuti saja, yang tidak ada didalam PUMR (Pedoman Umum Misale Romawi) jangan ditambah-tambahkan menurut selera “anak muda”

      Lagian tidak semua anak muda suka dengan misa kreatif ala orang muda, terlalu berisik tidak khusyuk dan kecenderungan kearah hiburan rohani.

      Salam dan Doa

      Andreas

      Suka

      1. anastasia angela · ·

        Komentar dalam huruf tebal berasal dari Cornelius

        saya rasa misa kreatif itu perlu, namun apa hal yg di masukkan dalam misa kreatif itu yang perlu di perhatikan . jika memang sesuai dengan keperluan dan kebutuhan mengapa tidak kita menampilkan sesuatu yg berbeda tapi tetap dalam tema Misa yg telah di tentukan [Kreativitas tidak pada tempatnya ditujukan dalam Misa. Misa harus dirayakan seperti yang dikehendaki Gereja, bukan seperti yang dikehendaki umat atau kelompok tertentu. Perhatikan beberapa kutipan berikut :

        “Liturgi tidak pernah menjadi milik pribadi siapa pun, baik itu selebran atau komunitas dimana misteri dirayakan” – Beato Yohanes Paulus II: “Ekaristi dan hubungannya dengan Gereja”

        “Liturgi bukan tentang kita yang melakukan sesuatu, bukan tentang kita yang menampilkan kreativitas kita, bukan tentang kita menampilkan semua hal yang bisa kita lakukan. Liturgi bukanlah sebuah pertunjukan, teater, ataupun sebuah pawai” – Paus Benediktus XVI, dalam buku Light of the World.

        dan ini adalah apa yang dikatakan Bapa Suci baru2 ini tentang Liturgi : It is not the individual – priest or layman – or the group that celebrates the liturgy, but it is primarily God’s action through the Church, which has its own history, its rich tradition and creativity. This universality and fundamental openness, which is characteristic of the entire liturgy is one of the reasons why it cannot be created or amended by the individual community or by experts, but must be faithful to the forms of the universal Church. Link : https://luxveritatis7.wordpress.com/2012/10/04/katekese-bapa-suci-tentang-liturgi-suci-part-2/ ]. Menyembah Allah itu bisa dalam berbagai cara, misa kreatif hanya menginput lagu yang tidak biasa (bukan berarti melenceng dari tata cara liturgi yg telah di tetapkan [Tapi pada kenyataannya memang melenceng, apakah anda menyadarinya? Coba anda mulai membaca-baca artikel berikut : http://katolisitas.org/8757/sekilas-makna-liturgi-dan-beberapa-pelanggaran-liturgi ]) misalnya pada saat lagu penutup, persembahan dan komuni . lagu tersebut juga bukan berarti harus pakai drum dan semacamnya sehingga mengurangi ke khusukan misa, bs menggunakan alat musik akustik. Misa kreatif hanya beberapa bagian yg tidak biasa misalnya homii di tambahkan dengan drama untuk mem-visualisasikan injil yg telah didengarkan [Ini juga kreativitas yang kebablasan dan tidak pada tempatnya, silahkan baca surat dari CDW]

        Suka

  3. SAYA SEBAGAI UMAT KATOLIK, SAYA JUGA MENYUKAI KHARISMATIK, TETAPI KHARISMATIK YANG BETUL2 KATOLIK. BUKAN HASIL KULAKAN /NGONTEK DENOMINASI LAIN. JADI TEPUK TANGAN, MENARI ,SAH2 SAJA DILAKUKAN. TETAPI PADA SAAT MISA DIMULAI / ROMO MULAI MEMASUKI GEREJA. MAKA UMAT HARUS LEBIH TENANG, KONSENTRASI , PUSATKAN PERHATIAN, PIKIRAN KITA HANYA KEPADA TUHAN YESUS KRISTUS..KITA MULAI MENYEMBAH ALLAH BAPA,. SAYA SERING DATANG KE P.D.K K., DAN PERNAH MENJADI PENGURUSNYA . TAPI KALAU SUDAH MULAI MENGARAH / KELUAR DARI PAKEM KATOLIK …YA SAYA TINGGALKAN., SEBAB SAYA SDH INGATKAN , DAN ARAHKAN, TAPI MAYORITAS MENGHENDAKI SEPERTI ITU , SAYA TIDAK DAPAT BERTAHAN DIDALAMNYA. DAN MENURUT SAYA KHARISMATIK YANG BENAR ADALAH YANG DIAJARKAN ROMO YOHANES INDRAKUSUMA O CARM. (TUMPANG ,DAN CIKANERE)

    Suka

  4. susan · · Balas

    Boleh ga ini saya bagikan dalam pertemuan lingkungan? Thanks

    Suka

    1. Shalom susan,

      Boleh saja, silakan dibagikan kepada teman2 anda.

      Suka

Pengunjung bertanggung jawab atas tulisannya sendiri. Semua komentar harus dilandasi oleh cinta kasih Kristiani. Semua komentar yang masuk akan dimoderasi terlebih dahulu sebelum ditampilkan. Kami berhak untuk tidak menampilkan atau mengubah seperlunya semua komentar yang masuk.