7 Kutipan Katolik Terbaik

Sumber gambar : Ignatius Press

“Ketika anda menerima kehendak Allah dalam setiap aspek kehidupan anda, anda akan menemukan bahwa Allah memberikanmu kekuatan, keberanian, dan martabat yang bergema sampai ke surga. Hal ini bergema sampai ke surga karena mereka tidak berada jauh darinya. Surga segera berada di dalam hati anda” – Mother Angelica

“Bagaimana mungkin seseorang bisa berkata bahwa Ia percaya dalam Kristus bila ia tidak melakukan apa yang Kristus perintahkan kepadanya untuk dilakukan” – St.  Siprianus dari Kartaghe

“Sungguh kita sedang melalui masa-masa yang rawan bencana, ketika kita menjadikan ratapan para nabi milik kita :”Tidak ada kebenaran, dan tidak ada kerahiman, dan tidak ada pengetahuan akan Allah di tanah ini”(Hosea 4:1). Namun di tengah-tengah arus kejahatan ini, Sang Perawan yang Maha Rahim muncul dihadapan kita seperti pelangi, sebagai penengah antara Allah dan manusia ” – Paus St. Pius X

“Memilih karir dengan kepedulian adalah hal yang penting, sehingga anda bisa sungguh mengikuti panggilan yang Kristus tetapkan bagi anda. Tidak ada hari yang berlalu tanpa suatu doa untuk tujuan ini. Ulangilah perkataan St. Paulus dengan sering : “Tuhan, apa yang Kau ingin untuk aku lakukan?”” – St. Yohanes Bosco

“Tuhan mengukur kesempurnaan kita bukan oleh banyaknya ataupun besarnya perbuatan kita, tapi melalui cara dimana kita melakukan perbuatan tersebut” – St. Yohanes dari Salib

“Penyangkalan terhadap rasa bersalah yang sifatnya personal membuat manusia siap untuk menyerahkan kebebasannya. Lebih baik baginya untuk menyadari kecenderungan jahat yang harus dilawan dan dikalahkan agar dirinya yang lebih tinggi dapat muncul” – Uskup Agung Fulton Sheen

“Orang-orang sering datang ke Misa karena mereka memiliki kebutuhan untuk dihadirkan dihadapan Allah. Ini tidak salah. Tapi prioritasnya adalah adorasi, pujian, syukur, dan penebusan, bukan diri kita dan apa yang kita butuhkan. Bahkan lebih salah lagi bila orang-orang datang Misa untuk menikmati musik, mengagumi pengkhotbah, untuk menunjukkan talentanya, atau untuk berhadapan dalam kekaguman dan afirmasi timbal balik antara imam dan umat. Bila kita mengijinkan Ekaristi Kudus memberikan kekuatan agungnya dalam panggilan dan misi Kristen ktia, kita harus belajar untuk melihatnya,pertama dan terutama sebagai tindakan penyembahan yang diarahkan kepada Allah ” – Francis Cardinal Arinze

Sumber

5 komentar

  1. Shalom, Cornelius

    Terima kasih atas penjelasaannya meskipun sedikit agak sulit kupahami.

    Sekedar sharing, saya sendiri justru mengalami pergumulan dalam kehidupanku sehari-hari yang berhubungan dengan kalimat tersebut di atas.

    Yang kualami adalah bukannya menyangkali kesalahan yang telah kuperbuat. Malah sebaliknya, justru kesalahan-kesalahan yang telah kuperbuat itu menghantuiku dan membuat batinku tersiksa, muncul penyesalan namun tak dapat berbuat apa-apa. Hal tersebut sudah terlanjur terjadi. Hal ini kadang membuat semangatku down. Bahkan lebih dari itu, saking kuatnya rasa bersalah itu, sudah lebih dari sepekan saya tidak mengambil bagian dalam Komuni Kudus….

    Rasa bersalah itu sangat tajam, menusuk dari dalam.
    Bahkan saking pedihnya rasa itu, air mata pun tidak bisa ditahan.

    Betapa pahitnya ketika serangan itu datang……….

    Suka

    1. Shalom Anri Pratama,

      Penyesalan terhadap dosa adalah hal yang sangat baik. Namun memang kita tidak boleh sampai down karena hal tersebut. Saat penyesalan itu muncul, segeralah mencari imam untuk mengaku dosa, katakanlah kesalahan-kesalahan dan dosa yang anda perbuat. Katakan juga hal-hal yang mengganggu batin anda kepadanya. Saya yakin imam pasti bisa membantu anda menghadapi hal tersebut.

      Walaupun tidak menerima Komuni Kudus, jangan lupa untuk tetap menghadiri Misa ya. Karena umat katolik tetap berkewajiban untuk menghadiri Misa sekalipun ia tidak menyambut Komuni.

      Di Bulan Maria ini, perbanyaklah devosi kepada Bunda Maria. Tunjukkan cinta kita kepadanya melalui devosi yang kita lakukan. Maria adalah Ibu kita, dan Ia tahu apa yang anaknya perlukan sebagai seorang ibu. Mintalah pertolongan kepadanya.

      Jangan menyerah, dan tetaplah berjuang. Saya akan mendoakan anda.

      Salam,
      Cornelius.

      Suka

      1. Terima kasih……..^_^

        Suka

  2. Shalom,

    Wahh…..Luar biasa….^_^

    Kalau boleh minta tolong penjelasan lebih detail di bagian ini :

    “Penyangkalan terhadap rasa bersalah yang sifatnya personal membuat manusia siap untuk menyerahkan kebebasannya. Lebih baik baginya untuk menyadari kecenderungan jahat yang harus dilawan dan dikalahkan agar dirinya yang lebih tinggi dapat muncul” – Uskup Agung Fulton Sheen

    Terima kasih, Tuhan Yesus memberkati kita. Amin

    Suka

    1. Shalom Anri Pratama,

      Kalau menurut pemahaman saya, maksudnya adalah : sebagai manusia, kita tidak boleh menyangkal rasa bersalah yang dialami, apalagi setelah melakukan perbuatan dosa. Bila kita menyangkalnya, hal tersebut lama kelamaan akan menumpulkan hati nurani kita yang mengatakan bahwa ini salah, ini dosa. Konsekuensinya, kita akan semakin tidak menyadari kesalahan dan dosa yang kita perbuat, sehingga kita menyerahkan kebebasan kita kepada iblis. Strategi iblis adalah “redupkan terangnya” <— kebenaran akan dosa lama-lama berubah menjadi tidak dosa, dan manusia dapat semakin mentolerir hal tersebut. Ini yang harus dicegah. Dengan demikian, kita menjadi diperbudak oleh dosa. Kita menjadi tidak bebas lagi.

      Oleh karena itulah Uskup Agung Fulton Sheen mengatakan "Lebih baik baginya untuk menyadari kecenderungan jahat yang harus dilawan dan dikalahkan agar dirinya yang lebih tinggi dapat muncul". Saya kira untuk bagian ini sudah jelas maksudnya, namun bila belum jelas silakan ditanyakan kembali. Semoga membantu.

      Salam,
      Cornelius

      Suka

Pengunjung bertanggung jawab atas tulisannya sendiri. Semua komentar harus dilandasi oleh cinta kasih Kristiani. Semua komentar yang masuk akan dimoderasi terlebih dahulu sebelum ditampilkan. Kami berhak untuk tidak menampilkan atau mengubah seperlunya semua komentar yang masuk.