Benarkah Yesus Tidak Mendirikan Agama?

“Think before you speak. Read before you think. (Berpikirlah sebelum anda berbicara. Bacalah sebelum anda berpikir)” ― Fran Lebowitz, Metropolitan Life/Social Studies

Sengaja quotes diatas saya kutipkan di bagian awal tulisan ini, agar semua pembaca, membaca terlebih dahulu, baru memikirkan, memahami…apa yang tertulis, karena tidak jarang saya menjumpai orang-orang yang kalau dilihat dari komentarnya, langsung berkomentar tanpa memahami – atau mungkin tidak membaca, atau hanya membaca judulnya saja? – suatu artikel yang diberikan.

Oleh karena itu, saya ingin mengajak para pembaca untuk membudayakan kegiatan membaca, lalu berpikir, kemudian barulah berbicara. Topik seperti ini memang bisa dibilang “kontroversial” karena pasti menimbulkan banyaknya komentar, tapi apa yang dilakukan ini bukanlah bertujuan untuk mencari suatu keributan tak berguna ataupun debat kusir, melainkan untuk menggunakan akal budi kita dalam memperjelas pemahaman kita, khususnya pada artikel ini, pemahaman tentang gereja dan agama.

Saya sering membaca komentar beberapa orang yang berkata “Yesus datang tidak mendirikan atau membawa agama”, “Semua agama itu sama” “Yang penting itu Yesusnya, agama apapun gak penting!”. Komentar-komentar seperti ini sering bermunculan bila seseorang membahas tentang agama, terlebih setelah saya membuat artikel Tanggapan Terhadap Video “Why I Hate Religion – But Love Jesus”

Namun terdapat satu pertanyaan penting : Benarkah yang mereka katakan?

Sebelum menjawab pertanyaan itu , mari kita lihat dulu apa itu definisi agama, karena banyak orang sering berbicara tentang agama, tanpa mereka sendiri memahami artinya.

Apa itu definisi agama? Secara sederhana, agama (religion) berasal dari kata bahasa latin, dan berarti hubungan – hubungan dengan Allah. Agama tidak mungkin bisa dipisahkan dengan hubungan kepada Allah.

Berikut ini definisi yang lebih komprehensif diberikan Romo Charles Coppens :

Agama Kristen adalah sistem kebenaran, hukum, dan praktek untuk pemujaan Allah yang diinstitusikan oleh Tuhan kita Yesus Kristus. Agama diajarkan dalam kepenuhanya oleh Gereja Katolik sendiri, yaitu kelompok umat kristen yang sangat jelas, yang ada di semua bangsa, yang terdiri dari banyak anggota, sama seperti semua kelompok kristen lain… namun secara sempurna disatukan dalam ajaran dan penyembahan oleh ketaatan pada Supreme Pontiff Paus Roma...Istilah “Roma” merupakan akhiran dari Gereja Katolik, tidak untuk membedakannya dari Gereja katolik lain, — karena sudah jelas bahwa hanya ada satu Gereja universal – namun istilah tersebut menekankan fakta bahwa kelompok penyembah Allah yang besar ini disatukan dalam ketaatan kepada Uskup Roma.

Nah, berangkat dari definisi ini, mari kita kembali menelusuri apa saja yang dilakukan Yesus semasa hidupnya. Mari kita kembali melihat kitab suci kita, yang mengisahkah cerita tentang Yesus Kristus, agar kita bisa menemukan jawaban dari pertanyaan : Benarkah Yesus tidak mendirikan agama?

St. Lukas menceritakan bagaimana Yesus mempersiapkan diri sebelum memilih 12 rasul dengan berdoa semalaman :

“Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah. Ketika hari siang, Ia memanggil murid-murid-Nya kepada-Nya, lalu memilih dari antara mereka dua belas orang, yang disebut-Nya rasul: Simon yang juga diberi-Nya nama Petrus, dan Andreas saudara Simon, Yakobus dan Yohanes, Filipus dan Bartolomeus, Matius dan Tomas, Yakobus anak Alfeus, dan Simon yang disebut orang Zelot, Yudas anak Yakobus, dan Yudas Iskariot yang kemudian menjadi pengkhianat.” (Luk 6 : 12-16).

Kedua belas rasul ini merupakan inti Gereja yang memberikan pengajaran, Gereja yang hidup sampai sekarang, yang selalu menjadi “tiang penopang dan dasar kebenaran”.

Kemudian, St. Matius menceritakan bagaimana Yesus menyebut Petrus sebagai batu karang dimana diatasnyalah Gereja didirikan. Ia juga menjadi pemimpin diantara 12 rasul. Hanya Ia  yang diberikan kunci kerajaan surga, yang berarti ia diberikan kekuasaan untuk mengatur Gereja-Nya.  Sedangkan janji untuk mengikat dan melepas diberikan juga kepada para rasul. Kepadanya lah dipercayakan kepemimpinan untuk melakukan pelayanan :

Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.” (Mat 18 : 18)

“Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.” (Mat 16 : 18-13)

Ketika Yesus berkata demikian, Ia menyatakan dengan jelas bahwa Ia mendirikan sebuah institusi yang abadi yang memperoleh kekuatan keabadiannya dari hubungannya dengan St. Petrus. Dan ketika Yesus mengucapkan “Gereja”, yang ia maksudkan adalah sebuah “perkumpulan”, “sebuah pertemuan yang terorganisir”. Kristus karenanya berjanji untuk mendirikan “perkumpulan-Nya”, kongregasi Pengikut-Nya, dalam cara dimana perkumpulan itu memperoleh kekuatan keabadiannya dari St. Petrus. Sekarang, “suatu perkumpulan orang yang percaya dalam Kristus, dibawah ketaatan penerus St. Petrus” merupakan definisi dari Gereja Katolik.

Ia menjadi gembala bagi domba Kristus, dimana Yesus menghendaki adanya satu kawanan dengan satu gembala. 

“Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?” Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: “Apakah engkau mengasihi Aku?” Dan ia berkata kepada-Nya: “Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.” Kata Yesus kepadanya: “Gembalakanlah domba-domba-Ku.” (Yoh 21 : 17)

“…dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala.” (Yoh 10 : 16)

Keutamaan Petrus juga terlihat dari ayat berikut : dimana namanya disebut pada tempat pertama  (Mat 10 : 2), Ia mengundang yang lain untuk memilih pengganti Yudas (Kis 1 : 2), Ia yang pertama mengotbahkan pada orang banyak saat Pentekosta (Kis 2), Ia yang pertama kali menerima bangsa non-yahudi ke dalam Gereja, dimana ia diarahkan untuk melakukan ini oleh visi dari surga (Kis 10), pada konsili Yerusalem, Petrus berdiri diantara mereka saat terjadi pertukaran pikran, dimana setelah ia berbicara semua menjadi diam (Kis 15 : 7-12)

St. Lukas menceritakan bahwa 12 rasul yang sama, hanya mereka yang hadir ketika Yesus mendirikan Ekaristi kudus pada perjamuan terakhir, dan memerintahkan mereka ,”Lakukanlah ini dalam kenangan akan Aku”

Setelah perjamuan terakhir, St. Yohanes menceritakan bagaimana Yesus menjanjikan kepada 12 rasul, Roh Kudus,  yang akan mengajarkan mereka semua kebenaran (Yoh 16 : 13), dan tinggal dengan mereka selamanya (Yoh 16 : 16)

St. Matius di akhir injilnya menggambarkan pentingnya misi para rasul di dunia :

“Dan kesebelas murid itu berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka. Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu. Yesus mendekati mereka dan berkata: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman. (Mat 28 : 16-20).

Karena para rasul tidak akan bertahan hidup sampai akhir zaman, maka janji ini tidak terbatas kepada mereka saja, melainkan juga kepada penerusnya, yang merupakan sebuah organisasi yang mengajar secara tak dapat salah, dimana mereka adalah awal organisasi itu. Bukti akan infalibilitas (ketidak dapat salahan) Gereja bisa diringkas sebagai berikut :

  1. Allah tidak bisa menyuruh kita mendengarkan Gereja bila Gereja bisa memutuskan hal yang bertentangan dengan kebenaran; namun Ia memerintahkan kita untuk mendengarkan Gereja (Mat 18 : 17)
  2. Ia tidak bisa menghukum manusia yang menolak untuk mempercayai doktrin yang salah; namun Ia berkata “Ia yang tidak percaya akan dihukum” (Mark 16 : 16). Karenanya ajaran yang kita percaya tidak bisa salah
  3. Kristus berjanji untuk menyertai Gereja-Nya sampai akhir zaman; Ungkapan “menyertai” ini muncul 90 kali di Kitab Suci, dan secara saragam berarti “memberikan keberhasilan”; tapi bila tubuh pengajar ini melakukan kesalahan dalam ajarannya, maka ini bukan keberhasilan melainkan kegagalan
  4. Roh Kebenaran akan mengajar Gereja semua kebenaran dan berdiam dengannya selamanya (Yoh 4 : 16; 16 : 13)
  5. “Alam maut tidak akan menguasai Gereja-Nya” (Mat 16 : 18). Bila Gereja salah, maka alam maut menguasai Gereja
  6. St. Paulus menyebut Gereja sebagai “Gereja Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran” (1 Tim 3 : 15)
  7. Gereja mengklaim infalibilitasnya sejak awal; karena Konsili Yerusalem mengeluarkan dekritnya sebagai sesuatu yang berasal dari Roh Kudus : ”Sebab adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami, supaya kepada kamu jangan ditanggungkan lebih banyak beban dari pada yang perlu ini”
  8. Merupakan praktek Gereja sejak awal untuk memisahkan dari persekutuannya mereka yang menolak untuk percaya pada ajaran Gereja; dan pemisahan ni selalu diangap sebagai kejahatant erbesar, sehingga Agustinus berkata :”Seorang Kristen tidak seharusnya takut selain daripada dipisahkan dari Gereja Kristus; karena bila ia dipisahkan dari Gereja Kristus, ia bukan anggota Kristus”. Semua ini dengan pasti menganggap bahwa Gereja tidak bisa mengajarkan doktrin yang salah, dan dengan ini berarti bahwa Gereja itu infallible (tidak dapat salah)

Lalu, St. Markus juga menceritakan tentang misi yang dijalankan 11 rasul, dengan menambahkan  janji akan adanya kekuatan mujizat yang menyertai misi mereka :

“Merekapun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya

Setelah Kenaikan Kristus, para rasul memilih pengganti Yudas Iskariot. Hal ini dilakukan sebelum turunnya Roh Kudus atas mereka, kemudian yang terpilih adalah Matias :

“Lalu mereka mengusulkan dua orang: Yusuf yang disebut Barsabas dan yang juga bernama Yustus, dan Matias. Mereka semua berdoa dan berkata: “Ya Tuhan, Engkaulah yang mengenal hati semua orang, tunjukkanlah kiranya siapa yang Engkau pilih dari kedua orang ini, untuk menerima jabatan pelayanan, yaitu kerasulan yang ditinggalkan Yudas yang telah jatuh ke tempat yang wajar baginya. Lalu mereka membuang undi bagi kedua orang itu dan yang kena undi adalah Matias dan dengan demikian ia ditambahkan kepada bilangan kesebelas rasul itu.” (Kis 1 : 23-25).

Kemudian, setelah Roh Kudus turun, 3000 orang dibaptis dan “bertekun dalam pengajaran para rasul”. Ribuan orang ini merupakan janji akan terbentuknya “perkumpulan” dengan St. Petrus sebagai kepalanya dan para rasul sebagai gereja yang memberikan pengajaran, dan umat beriman sebagai yang diajarkan. Penerus para rasul memperoleh misi mereka dari para rasul itu sendiri. Hal ini juga tetap berlaku sampai sekarang, sampai akhir zaman.

Kedua belas rasul inilah yang melanjutkan dalam memimpin Gereja, yang menyuruh umat beriman memilih 7 diakon, mereka pun berkata :

“Berhubung dengan itu kedua belas rasul itu memanggil semua murid berkumpul dan berkata: “Kami tidak merasa puas, karena kami melalaikan Firman Allah untuk melayani meja. Karena itu, saudara-saudara, pilihlah tujuh orang dari antaramu, yang terkenal baik, dan yang penuh Roh dan hikmat, supaya kami mengangkat mereka untuk tugas itu, dan supaya kami sendiri dapat memusatkan pikiran dalam doa dan pelayanan Firman.” (Kis 6 : 2-4)

Jadi pelayanan firman ataupun berkotbah merupakan pelayanan utama mereka.

Nah, dari semua fakta diatas, jelas sekali ketetapan yang dibuat Yesus demi penyebaran dan pemeliharaan agama-Nya ada dalam misi para rasul-Nya. Tapi 12 rasul itu tidak sanggup mencapainya sendirian. Mereka mengirimkan banyak orang untuk berkotbah tentang kabar baik keselamatan. Sepanjang waktu mereka mendirikan uskup-uskup di semua pusat komunitas Kristen, untuk mengarahkan mereka, agar mereka juga bisa menahbiskan penerus mereka.  Kisah para rasul 14 : 22 menginformasikan bahwa Paulus dan Barnabas menunjuk iman-imam di setiap Gereja. St. Paulus memilih dan menahbiskan Timotius sebagai asistennya, kemudian menempatkannya di Efesus, dan menginstruksikannya tentang pria seperti apa yang harus ia pilih untuk jabatan episkopal (1 Tim 3). Ia juga menulis untuk Titus :

Aku telah meninggalkan engkau di Kreta dengan maksud ini, supaya engkau mengatur apa yang masih perlu diatur dan supaya engkau menetapkan penatua-penatua di setiap kota, seperti yang telah kupesankan kepadamu (Titus 1 : 5)

Mereka yang dipilih bertugas untuk meneruskan ajaran apostolik kepada generasi masa depan. St Paulus juga menulis pada Timotius :

Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain (2 Tim 2 : 2)

Hal tersebut menunjukkan adanya suksesi apostolik diantara para rasul, beberapa tulisan Bapa Gereja juga mengkonfirmasi hal ini, salah satunya adalah:

“The Apostles made these appointments, and arranged a succession, that when they had fallen asleep other tried men should carry on the ministry – Para rasul membuat penunjukkan ini, dan mengatur sebuah suksesi, agar ketika mereka mati, yang lain harus melanjutkan pelayanan” (Ep. I ad Cor., 44).St. Clement of Rome

Kristus mempercayakan pengajaran-Nya pada pengawasan para rasul dan penerus mereka, dan berjanji akan terus bersama mereka sampai akhir zaman. Janji ini dipenuhi dengan mengirimkan mereka Roh Kudus, yang tidak hanya menguduskan mereka secara pribadi, tapi untuk mengajari mereka semua kebenaran, dan untuk berdiam dengan mereka dalam perbuatan-perbuatannya, dan karenanya juga menyertai penerusnya, selamanya (Yoh 14 : 16). Roh Kudus mencapai misinya dalam berbagai cara, secara khusus Ia telah memberikan Gereja dua harta karun, yang dari situ Gereja menarik ajaran sucinya, yaitu Kitab Kuci dan Tradisi. Silakan baca artikel ini : Sumber Iman Katolik : Kitab Suci, Tradisi, Magisterium.

Dimana kita bisa menemukan adanya suksesi apostolik? Dimana kita bisa menemukan penerus St. Petrus? Dimana kita mendengar perkataan “Lakukanlah ini untuk mengenangkan Aku” ?Dimana kita menemukan Ekaristi Kudus? Dimana kita menemukan umat beriman yang disatukan dalam ketaatan pada Uskup Roma? Dimana kita menemukan Gereja yang mengajar secara tidak dapat salah?

Nah, berdasarkan penjelasan diatas, jelas sekali semua itu hanya bisa ditemukan dalam Gereja Katolik, Gereja yang dipersiapkan dan didirikan oleh Kristus sendiri. Tidak seharusnya kita memisahkan agama dan Gereja, karena keduanya menunjuk pada hal yang sama.

Berdasarkan definisi dan penjelasan dari kitab suci, agama tidak bisa dipisahkan dari perkumpulan umat beriman yang percaya pada Kristus, dimana mereka dipimpin oleh Petrus dan penerusnya sebagai Kepala Gereja universal, bersama para uskup dan penerusnya, juga mereka disatukan oleh keseragaman dalam hal ajaran dan penyembahan kepada Allah.  Inilah definisi yang setia terhadap Kitab Suci, yang didukung oleh fakta sejarah yang tercatat dalam kitab suci. 

Jadi, Yesus memang mendirikan agama, dan agama tersebut adalah Gereja Katolik.

Saya tutup tulisan ini dengan kutipan dari St. Ignatios Antiokia :

“Dimana ada para uskup, disitu juga ada umat, sama seperti dimanapun Yesus Kristus berada, disana ada Gereja Katolik” (Letter to the Smyrneans 8:2 [A.D. 110]).

Penjelasan disadur dari buku A Systematic Study of Catholic Religion, oleh Romo Charles Coppens, SJ. 

20 komentar

  1. Saudara salam Damai…

    coba di cek Charles Coppens SJ tampaknya teolog Pra Vatikan II, (ex Ecclesiam nula salus) dan ini sudah di revisi KV II
    Yesus orang Yahudi… Kristen awalnya sebuah sekte dari Yahudi. Konsili Yerusalem tahun 70 salah satunya membahas “Apa orang harus di-Yahudi-kan dulu untuk masuk Kristen? ” Paulus menentang keras ini sebab jemaatnya Paulus banyak yang non Yahudi. Kristen baru menjadi agama resmi sejak Edik Milan 313.
    Selanjutnya mematerialkan dokumen2 Gereja tentang ajaran iman, Kitab Suci, dll baru tahun 325 dengan Konsili Nicea. Dilanjutkan terus hingga Konsili Konstantinopel.

    Suka

    1. Tidak ada dogma yang direvisi daam Konsili Vatikan II.

      Suka

  2. Christian · · Balas

    Komentar dengan huruf tebal berasal dari Cornelius

    Pertama-tama saya tidak pandai merangkai cerita, jadi mohon di baca baik2..

    mengajarkan, mengarahkan dan membimbing itu berbeda dengan menyudutkan. saya sudah membaca beberapa artikel sodara, dan mohon maaf, menurut saya anda termasuk yg terakhir. [Apa yang saya lakukan adalah menyatakan kebenaran, dan saya tidak akan mengubahnya. Kebenaran memang menyakitkan, dan tidak enak didengar, sama seperti ketika Yesus mengajarkan Ekaristi, “Ini perkataan keras, siapa yang sanggup mendengarkannya?” Kemudian banyak orang meninggalkan Yesus, tapi Yesus tidak mengubah pengajarannya demi menyenangkan orang yang meninggalkannya itu. Silakan baca lagi Injil Yohanes ayat 6] saya sangat setuju bila orang percaya yesus dan tekun menjalankan perintahnya bisa masuk surga. tapi saya tidak percaya bahwa orang lain yg tidak percaya atau bahkan tidak mengenal yesus tidak bisa masuk surga. anda belajar dari satu sisi saja “agama katolik” dan mungkin anda sedikit banyak membaca mengenai kristen. TAPI, apakah anda mempelajari agama lain? (khususnya agama-agama di negara kita?? pernahkan anda membaca kitab suci mereka??) [Ya saya sudah mempelajarinya, apakah anda sendiri sudah memperdalam ajaran iman katolik? Sejarahnya? Teologinya? Kalau belum, pantaskan anda menyuruh saya belajar bila anda sendiri mungkin belum mempelajarinya?] singkat saja, penganut agama katolik hanya <5% di negara ini. apa berarti hanya <5% ini yg bisa masuk surga? Saya tidak tau jawabnya, dan harusnya ANDA pun tidak tahu karena anda belom Meninggal. [Jumlah orang yang akan masuk surga akan jauh lebih sedikit, dari miliaran umat katolik di seluruh dunia, tentu tidak semuanya akan masuk surga. Yesus sendiri berkata :

    Mat 7 : 13-14 Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya.

    Yesus hanya mendirikan satu Gereja, itulah Gereja Katolik. Inilah pintu yang sesak itu. Hanya di dalam Gereja Katolik terdapat keselamatan. Mengatakan agama lain dapat menyelamatkan sama saja mengatakan bahwa banyak jalan menuju ke surga, padahal Yesus meminta kita untuk “masuk melalui pintu yang sesak”, dan kita harus berhati2 karena “lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan”. Mengatakan bahwa di dalam agama lain ada keselamatan, dan tidak ada yang salah, hanya akan membuat orang terjebak masuk ke dalam “pintu yang lebar” dan “jalan yang luas” yang menuju kebinasaan. Tidakkah anda mau mendengarkan nasehat Yesus ini?]

    Banyak mukjijat terjadi dari agama yg berbeda-beda. dari cerita anak katolik itu, mungkin 1 dari jutaan cerita mengenai mukjizat Tuhan di agama kita. tapi apakah anda pernah membuka hati anda u/ mencoba mendengar dan berfikir mengenai cerita dari agama lain dengan berbagai mukzijat yang mungkin bisa di katakan sama/mirip atau berbeda. pernahkan anda lakukan? dan apakah menurut anda Agama mereka salah walaupun ada percaya bahwa mukjizat itu dari Allah? [Tidak semua yang terdapat dalam ajaran agama itu salah, ada hal-hal yang baik dan benar, yang mengarah kepada kesatuan Gereja Katolik. Tapi tetap ada kesalahan yang tidak dapat diperdamaikan.]

    Saya orang Katholik, Tapi saya tidak pernah mengatakan bahwa Agama saya yang paling benar, [Sekarang silakan pikirkan lagi, karena saya sudah menjelaskan dengan argumen yang memiliki dasar, bukan sekedar “menurut saya”. Kebenaran tidak ditentukan oleh mayoritas ataupun pendapat pribadi.] Banyak teman2 saya yang beragama katholik dan kristen yang sangat aktif di gerejanya namun kadang membuat saya tertawa.. contoh: suatu ketika kami ada tugas u/ pergi ke panti asuhan u/ melakukan bakti sosial, kerabat kami dengan lantang menyebut, "sorry gw ga bisa ikut kalo minggu, gw ke gereja dan gw lbh baik melayani di gereja" dalam benak saya, akan lebih bernilai apabila saya memilih pergi ke panti asuhan, memberi dengan sesama, bercengkarama dngan anak2 panti dan pergi ke gereja di lain hari (Seperti yang sering saya lakukan di gereja katedral, saya berdoa secara pribadi 20-30 menit dgn Tuhan Yesus, dengan Bunda maria, dan tidak mengenal hari, bisa hari senin, selasa, rabu, dsb) dan lagipula, pergi ke panti asuhan juga tidak setiap minggu, paling2 hanya 3bulan sekali/ 6 bulan sekali. [Idealnya adalah seorang katolik aktif dalam kegiatan Gereja dan dalam karya sosial. Menghadiri Misa Minggu adalah wajib, dan setelah kewajiban ini dijalankan, tentu kita bisa mengikuti kegiatan bakti sosial]

    Ada cerita lain, banyak temen2 saya dari agama2 yg berbeda, mereka aktif di tmpt beribadahnya masing-masing. perbuatan mereka juga telandan bagi teman-temannya, aktif organisasi, sosialisasi, dan tentunya sangat menghargai agama lain (tidak sungkan u/ turut membantu dalam acara keagamaan seperti pesta paskah, pesta natal di kampus dsb) karna menurut mereka hal itu bukan berarti berhianat kpd agamanya. [Kita memang harus bersikap baik dan menghormati penganut agama lain, tapi ini tidak sama dengan membenarkan keyakinan dan ajaran mereka yang bertentangan dengan ajaran iman katolik]

    Peratanyaanya secara keseluruhan, siapa yang bisa masuk surga/ siapa yang benar jika hanya melihat dari cerita saya? apakah perbuatan saya memilih ke panti asuhan salah? dan perbuatan teman saya menolak dengan pembenaran gereja itu benar? apakah temen2 yang beragama lain juga salah/ tidak bisa masuk surga cuma karena dy berbeda keyakinan?? [Cerita yang anda paparkan tidak bisa dijadikan dasar untuk menentukan seseorang masuk surga atau tidak.]

    Menurut saya pribadi, agama tidak ada yang salah [Dan pendapat anda keliru, silakan anda mulai mempelajari ajaran iman katolik, dan juga mempelajari agama lain. Website yang baik untuk belajar iman katolik adalah ekaristi.org dan katolisitas.org, silakan anda ke sana], dan tidak ada manusia yang layak mengatakan bahwa hanya "agama saya" yg paling benar. JIKA kita hanya perang lewat kutipan kitab suci masing2 (kitab suci tiap agama) tentu tidak akan ada kata selesai. karna PENGARANGNYA dan yang MENAFSIRKAN beda-beda dan yang pasti tidak ada yg tau Penafsiran siapa yang paling benar. karena setiap orang yang membanggakan agamanya biasanya ENGGAN u/ melihat+menerima agama lain.[Hanya Gereja Katolik yang bisa menafsirkan kitab suci secara tidak dapat salah, dan apa yang saya jelaskan ini selaras dengan ajaran Gereja.]

    Jika anda ingin membalas tolong tanpa mengurasi rasa hormat u/ tidak mengkutipkan quote dari kitab suci serta link2/ website mengenai bahasan yang ada hubungannya dengan ini. [Maaf permintaan anda tidak saya kabulkan, tugas saya adalah menyatakan kebenaran, bukan untuk menyenangkan siapapun yang hanya ingin mendengar apa yang mereka ingin dengar.] saya hanya ingin mendegar dari pendapat anda, dan bukan pendapat kitab suci serta pendapat orang lain.[Pendapat saya sama dengan ajaran Gereja Katolik, dan itu sudah tertuang dalam artikel ini, juga dalam tulisan lain di blog ini.

    Terima kasih atas tanggapan anda, dan semoga anda mau mulai mengenal dan mempelajari iman katolik.

    Salam dan doa,
    Cornelius]

    Suka

  3. Komentar huruf tebal berasal dari saya – Cornelius

    Mengutip dr bacaan diatas
    Seorang Kristen tidak seharusnya takut selain daripada dipisahkan dari Gereja Kristus; karena bila ia dipisahkan dari Gereja Kristus, ia bukan anggota Kristus”. Semua ini dengan pasti menganggap bahwa Gereja tidak bisa mengajarkan doktrin yang salah, dan dengan ini berarti bahwa Gereja itu infallible (tidak dapat salah)

    Tidak dpt salah digaris bawahi
    Gereja tdk dpt salah?
    Bagaimana dgn pemberlakuan surat pengakuan dosa jaman dahulu yg memberatkan umat krn melakukan pembayaran [Apa yang anda tahu tentang masalah indulgensi ini? Anda mengerti apa itu yang dimaksud dengan infalibilitas? Silakan anda membaca dan mempelajari link-link berikut :

    Q: Paus sangat terkenal di abad 500an-1400an, dan mengapa Paus menyuruh membeli suatu kertas darinya supaya dosa kita dihapuskan oleh Tuhan ??? ALKITAB mengatakan : ‘Tidak ada seorang pun yang bisa menghapuskan dosa, hanya Tuhan yang dapat menghapuskan dosa’

    https://luxveritatis7.wordpress.com/2011/01/28/q-paus-sangat-terkenal-di-abad-500an-1400an-dan-mengapa-paus-menyuruh-membeli-suatu-kertas-darinya-supaya-dosa-kita-dihapuskan-oleh-tuhan-alkitab-mengatakan-tidak-ada-seorang-pun-yang-bisa-m/ ]

    Hukuman mati bagi Galileo diputuskan org gereja krn meresahkan umat dgn menyimpulkan bahwa bumi bulat? [Sejak kapan Galileo dihukum mati? Gereja Katolik tidak pernah menghukum mati Galileo. Untuk bahan bacaan silakan baca ini :

    https://luxveritatis7.wordpress.com/2011/06/02/sejarah-dan-mitos-inkuisisi-italia/

    http://www.ekaristi.org/forum/viewtopic.php?p=80740#80740%5D

    Tata cara perang salib yg dilakukan dgn perintah gereja [Sekali lagi, apa yang anda pahami tentang perang salib dan hubungannya dengan infalibilitas? Silakan baca ini tentang perang salib dan infalibilitas :

    http://www.ekaristi.org/forum/viewtopic.php?t=244%5D

    http://www.ekaristi.org/forum/viewtopic.php?p=73562#73562

    https://luxveritatis7.wordpress.com/2012/01/16/benarkah-yesus-tidak-mendirikan-agama/

    Suka

  4. Agustinus Aditya · · Balas

    We believe that this one true religion subsists in the Catholic and Apostolic Church, to which the Lord Jesus committed the duty of spreading it abroad among all men. Thus He spoke to the Apostles: “Go, therefore, and make disciples of all nations, baptizing them in the name of the Father and of the Son and of the Holy Spirit, teaching them to observe all things whatsoever I have enjoined upon you” (Matt. 28: 19-20). DIGNITATIS HUMANAE.
    Dari: http://www.vatican.va/archive/hist_councils/ii_vatican_council/documents/vat-ii_decl_19651207_dignitatis-humanae_en.html

    Suka

  5. Soliloquy · · Balas

    L I K E ….. Selamat Berjuang, Selamat Bekerja Keras … Semoga Roh Kudus akan selalu mendampingimu dalam bekerja di Ladang Tuhan. Amin.

    Suka

    1. Jangan khawatir…sebaiknya pelajari beberapa link yang diberikan, bila anda tertarik silakan menghubungi saudara Indonesian Papist disini : http://www.indonesian-papist.blogspot.com/

      Ia termasuk salah satu orang yang dulu sering terlibat dalam berdiskusi dengan admin PGOI, dan ia memahami dengan baik persoalan dengan ortodox. Coba anda berkunjung dan bertanya di blognya. Semoga membantu.

      Salam,
      Cornelius.

      Suka

  6. Tapi menurut ortodox, http://www.ekaristi.org/forum/viewtopic.php?t=8244 adalah “Cerita dongeng yang dikarang oleh orang katolik roma untuk mencari-cari alasan untuk membenarkan diri.” Jadi siapa yang benar–siapa yang salah?

    Persatuan Gereja Orthodox Indonesia (https://www.facebook.com/pages/Persatuan-Gereja-Orthodox-Indonesia/138370690562) : Cerita dongeng yang dikarang oleh orang katolik roma untuk mencari-cari alasan untuk membenarkan diri.

    Mereka menuduh Patriarkh Celurarius dan Photius berhianat dan membangkang dari kekuasaan universal hirarki Roma???

    Padahal Gereja timur tak pernah menganggap Roma berkuasa di atas semua Kepausan / kepatriarkhan. Jadi apa yang dituduhkan itu adalah sesuatu yang diada-adakan, bahkan kekuasaan Gereja terpusat di Roma itu juga cuma karangan Katolik Roma saja.

    [Silakan anda membaca beberapa link berikut, yang beberapa diantaranya merupakan tanggapan terhadap notes dari page PGOI :

    http://www.indonesian-papist.blogspot.com/2011/06/apologi-kontra-artikel-sebuah-page.html

    http://indonesian-papist.blogspot.com/2010/07/below-are-writings-of-early-church.html

    http://www.indonesian-papist.blogspot.com/2011/12/apologetika-filioque-procedit-terbukti_12.html

    http://www.ekaristi.org/forum/viewtopic.php?t=9144&start=0&postdays=0&postorder=asc&highlight
    ]

    Bagaimana akhirnya Katolik Roma jatuh dalam kesesatan syahadat baru yang mereka tambah-tambahi sendiri!
    Semua itu memicu perpisahan antara gereja timur dan barat.

    Dan yang memisahkan diri itu bukan 4 Kepatriarkhan / kepausAn katolik di timur tapi paus roma lah yang memisahkan dirinya sendiri dari 4 paus lainnya.

    Kenapa harus ada kata orthodox, karena ada katolik yang tersesat, sehingga harus ada katolik yang berpengajaran lurus ( Ortho : lurus, doxi : jalan)

    Dan kata orthodox bukan sesuatu yang baru, kata ini sudah dipakai para bapa Gereja mula-mula dalam pengajaran mereka. Contohnya pengajaran St. Siprianus.

    [Coba anda meluangkan waktu untuk mempelajari hal ini, ini bukan persoalan yang mudah dan membutuhkan waktu lama agar semuanya jelas – Cornelius]

    Suka

  7. Benidictus Rosa · · Balas

    Bagaimana dengan Kristen yang lain?orthodox,protestan,dsb?
    “Dimana ada para uskup, disitu juga ada umat, sama seperti dimanapun Yesus Kristus berada, disana ada Gereja Katolik” (Letter to the Smyrneans 8:2 [A.D. 110])

    Suka

    1. Shalom Benidictus Rosa,

      Ortodox dan protestan bukanlah Gereja yang didirikan Yesus Kristus. Saya menyarankan anda membaca dua artikel berikut, yaitu tentan sejarah terjadinya protestanisme dan sejarah skisma timur :

      http://www.ekaristi.org/forum/viewtopic.php?t=8244

      http://www.ekaristi.org/forum/viewtopic.php?t=6411

      Salam,
      Cornelius.

      Suka

  8. teguh pambudi · · Balas

    Dari dulu saya percaya bahwa Yesus pendiri agama Katolik. Tetapi pernah saya terusik karena ada yang menyatakan bahwa Yesus beragama Yahudi. Kalau Yesus beragama Yahudi, lalu mendirikan agama Katolik, apakah agama Yahudi yang dianut Yesus sama dengan agama Katolik? Kalau berbeda, apa perbedaannya dan kenapa Yesus membuat perbedaan itu? Terimakasih & Yesus memberkati.

    Suka

    1. Shalom teguh pambudi,

      Mengenai perbedaan katolik dan agama yahudi, bisa dibaca disini : http://www.peterkreeft.com/topics-more/religions_judiasm.htm

      Salam,
      Cornelius

      Suka

    2. Mengenai pertanyaan ” Kalau Yesus beragama Yahudi, lalu mendirikan agama Katolik, apakah agama Yahudi yang dianut Yesus sama dengan agama Katolik?”

      Yesus sendiri mengatakan : “Aku datang bukan untuk menghapuskan hukum taurat, melainkan untuk menggenapinya” (Mat 5 : 17)

      Nah, sebenarnya Gereja Katolik sendiri sudah dipersiapkan sejak jaman Perjanjian Lama, seperti yang dijelaskan dalam Katekismus Gereja Katolik :

      Gereja – Disiapkan dalam Perjanjian Lama

      761 Pengumpulan Umat Allah mulai pada saat dosa menghancurkan persekutuan manusia dengan Allah dan dengan sesama. Pengumpulan Gereja boleh dikatakan reaksi Allah atas kekacauan yang disebabkan dosa. Persatuan kembali ini terjadi secara diam-diam dalam segala bangsa: Allah, Bapa kita, menerima “dalam setiap bangsa… setiap orang yang takut akan Dia dan melakukan apa yang benar” (Kis 10:35) Bdk. LG 9;13;16..

      762 Persiapan jarak jauh dari pengumpulan Umat Allah, mulai dengan panggilan Abraham, kepada siapa Allah menjanjikan bahwa ia akan menjadi bapa suatu bangsa besar Bdk. Kej 12:2: 15:5-6.. Persiapan langsung mulai dengan pemilihan Israel sebagai Umat Allah Bdk. Kel 19:5-6; Ul 7:6.. Israel dipilih untuk menjadi tanda penghimpunan segala bangsa pada masa mendatang Bdk. Yes 2:2-5; Mi 4:1-4.. Tetapi para nabi sudah menuduh Israel bahwa ia telah memutuskan perjanjian dan bertingkah bagaikan seorang pelacur Bdk. misalnya Hos 1; Yes 1:2-4; Yer 2.. Mereka mengumumkan satu perjanjian baru dan abadi Bdk. Yer 31:31-34; Yes 55:3.. “Kristus mendirikan perjanjian baru ini” (LG 9).

      Pada awalnya memang bangsa Israel dipilih oleh Allah, namun kemudian Israel memutuskan perjanjian dengan Allah. Lalu kita memasuki masa perjanjian baru, dimana Yesus hadir di dunia untuk melaksanakan rencana keselamatan Allah Bapa :

      763 Tugas Putera dan alasan pengutusan-Nya ialah melaksanakan rencana keselamatan Bapa dalam kepenuhan waktu Bdk. LG 3; AG 3.. “Sebab Tuhan Yesus mengawali Gereja-Nya dengan mewartakan kabar bahagia, yakni kedatangan Kerajaan Allah yang sudah berabad-abad lamanya dijanjikan dalam Alkitab” (LG 5). Untuk memenuhi kehendak Bapa, Kristus mendirikan Kerajaan surga di dunia. Gereja adalah “Kerajaan Kristus yang sudah hadir dalam misteri” (LG 3).

      Lalu Yesus memilih ke-12 rasul yang mewakili 12 suku Israel. Yesus sendri mendirikan Gereja-Nya, Gereja Katolik yang merupakan pemenuhan dari rencana keselamatan Allah :

      764 Tuhan Yesus memberi kepada persekutuan-Nya sebuah struktur yang akan tinggal sampai Kerajaan-Nya disempurnakan. Pada tempat pertama terdapat pilihan kedua-belasan dengan Petrus sebagai pemimpin Bdk. Mrk 3:14- 15.. Mereka mewakili kedua belas suku bangsa Israel Bdk. Mat 19:28; Luk 22:30. dan dengan demikian merupakan batu-batu dasar Yerusalem Baru Bdk. Why 21:12-14.. Keduabelasan itu Bdk. Mrk 6:7. dan murid-murid yang lain Bdk. Luk 10:1-2. mengambil bagian pada perutusan Kristus, pada kekuasaan-Nya, tetapi juga pada nasib-Nya Bdk. Mat 10:25; Yoh 15:20.. Melalui semua tindakan ini Kristus mendirikan dan membangun Gereja-Nya.

      Penjelasan lebih lanjut bisa dibaca disini : http://www.ekaristi.org/kat/index.php?q=758-769&b=1

      Salam,
      Cornelius.

      Suka

  9. Saya beragama Katholik dan dibabtis sejak umur saya masih 1 bulan. Tapi saya sering meragukan hiraki gereja karena saya sering membaca maupun mendengar tentang kekejaman Paus-paus jaman dahulu (jaman sebelum Paus Yohanes Paulus II). Mereka seenaknya menghukum orang-orang yang dianggap atheis/sesat oleh gereja, hukumannya pun tidak tanggung-tanggung, mulai dari tahanan rumah sampai hukuman mati. Salah satu contohnya adalah ilmuwan Galileo Galilei yang ditahan dan diadili berkali-kali karena ia menyetujui teori Copernicus yang menyatakan tentang matahari sentris yang dianggap mencela Allah. Masih banyak lagi kasus kejahatan hirarki gereja yang memenjarakan bahkan membunuh banyak orang dengan alasan yang tidak masuk akal seperti itu. Apakah yang seperti itu bisa dibilang benar/tidak mungkin salah? Apakah Allah memang menyertai kesewenang-wenangan Paus-paus dari zaman Gothic hingga Rococo?

    Suka

    1. Shalom Frostycherry,

      Memang ada paus yang memiliki kehidupan yang bejat, dan memang mereka juga adalah manusia yang tentu bisa berdosa, tapi meskipun demikian mereka tetap tidak pernah mengajarkan ajaran iman dan moral yang salah (konteks ketidak dapat salahan alias infalibilitas adalah ajaran iman dan moral, bukan perbuatan2 individu tertentu). Dan yang terpenting adalah iman kita tidak disandarkan pada mereka, melainkan pada Yesus Kristus.

      Nah, untuk masalah kekejaman paus, ada baiknya anda memahami latar belakang tentang inkuisisi, karena materi ini sering kali disalahpahami. Intinya adalah bahwa yang melaksanakan hukuman bukanlah gereja, melainkan pemerintah sekuler. Tugas gereja hanya menyelidiki keselarasan iman katolik (inkuisisi sendiri berarti menyelidiki), dan yurisdiksinya hanya berlaku untuk orang katolik. Berikut ini saya berikan beberapa link yang bisa membantu :

      Sejarah dan Mitos : Inkuisisi (Pendahuluan)

      Sejarah dan Mitos : Inkuisisi (Pendahuluan)

      Sejarah dan Mitos : Inkuisisi Abad Pertengahan

      Sejarah dan Mitos : Inkuisisi Abad Pertengahan

      Sejarah dan Mitos : Inkuisisi Spanyol

      Sejarah dan Mitos : Inkuisisi Spanyol

      Sejarah dan Mitos : Tanggapan [Terhadap] Reformasi

      Sejarah dan Mitos : Tanggapan [Terhadap] Reformasi

      Sejarah dan Mitos : Inkuisisi Italia
      https://luxveritatis7.wordpress.com/2011/06/02/sejarah-dan-mitos-inkuisisi-italia/

      Kontroversi Galileo : http://www.ekaristi.org/forum/viewtopic.php?p=80740#80740

      Salam,
      Cornelius.

      Suka

  10. amin

    Suka

  11. Stefanus Ferry Yulyadi, SDB · · Balas

    Ytk. Sdr. Cornelius

    Tulisan saudara sangat baik seperti yang telah di katakan Sdr. Doni….
    Akan tetapi secara pribadi saya masih belum merasa puas….

    mungkin akan lebih baik jika artikel ini dikemas lebih ilmiah lagi karena kesan pertama saya ketika membaca artikel saudara, saya masih beranggapan bahwa tulisan saudara masih dalam cakupan penafsiran saudara saja…
    Selain itu ada baiknya juga jika saudara lebih banyak menampilkan pandangan partner dialog (secara khususnya teolog-teolog populer) yang memang memiliki kapasitas pada tema ini, sehingga benar-benar bisa dipertangung jawabkan…

    Terima kasih….
    (penulis saat ini sedang menjalani program studi S1 di STF Driyarkara)

    Suka

    1. Shalom Stefanus Ferry,

      Terima kasih atas komentar anda. Namun tulisan ini bukanlah penafsiran pribadi saya, melainkan saya hanya menjabarkan ulang penjelasan yang ditulis oleh Romo Charles Coppens SJ, dalam bukunya “A Systematic Study of Catholic Religion”. Tulisan ini memang ditujukan untuk umat awam yang masih minim pengetahuannya, oleh karena itu tidak dibuat terlalu ‘ilmiah’, dan tidak ditampilkan kutipan2 dari para teolog agar tidak terlalu berat dibaca dan mudah dipahami. Meskipun demikian, saya tetap menjaga agar tulisan ini tidak bertentangan dengan pengajaran Gereja Katolik (toh tanpa adanya kutipan para teolog, tulisan ini tetap bisa dipertanggung jawabkan dari sisi ajaran gereja dan sejarah).

      Salam,
      Cornelius.

      Suka

  12. paparan iman yang bagus dan jelas…
    aku semakin menyayangi Katolik…
    smoga smua umat Allah yg terpisah dariNya, sadar dan disatukan dibawah kasih Kristus dengan Petrus wkilnya dan penerusnya Paus..
    itulah Gereja Katolik…
    ^_^

    Suka

Pengunjung bertanggung jawab atas tulisannya sendiri. Semua komentar harus dilandasi oleh cinta kasih Kristiani. Semua komentar yang masuk akan dimoderasi terlebih dahulu sebelum ditampilkan. Kami berhak untuk tidak menampilkan atau mengubah seperlunya semua komentar yang masuk.